Pemimpin erat kaitannya dengan organisasi, lembaga maupun sebuah negara. Dalam negara ada presiden, dalam sebuah organisasi ada ketua ,dalam sebuah sekolah ada kepala sekolah .Sebenarnya arti pemimpin itu sendiri apa? apakah seseorang yang memiliki kekuasaan? apakah seseorang yang memiliki pengaruh? atau apakah seseorang yang hanya punya jabatan? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu sering terlintas di benak kita. Tidak bisa dipungkiri memang seorang pemimpin pasti memiliki salah satu faktor dari ketiga pertanyaan tersebut yaitu kekuasaan,pengaruh,dan jabatan.
Mengapa dikatakan salah satu? Lalu apa yang membedakan pemimpin dengan bos? Seperti yang pernah dikatakan seorang alumnus organisasi bahwa “untuk menjadi seorang pemimpin itu tidak harus memiliki jabatan seperti presiden tetapi yang terpenting bisa berpengaruh dan menjadi penggerak untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat dan semua orang itu bisa menjadi seorang pemimpin”. apa yang pernah diungkapkan tokoh tersebut sesuai dengan firman Allah SWT.
“Aku hendak menjadikan Khalifah di muka Bumi” (QS:Al-Baqarah:30).
Memang saat ini sangat sulit menemukan sosok pemimpin /khalifah yang benar-benar bisa menjadi penggerak dan mampu mengayomi orang-orang yang dipimpinnya.
Dulu ketika berdirinya Islam ada sosok yang sangat berpengaruh dalam merubah keadaan dan situasi manusia saat itu, sosok tersebut Dialah manusia agung Rasulullah Muhammad SAW. Seorang yang mampu memimpin dari berbagai aspek kehidupan diantaranya agama, sosial, politik serta perdagangan. Bahkan berkat pengaruh beliau yang hanya berkuasa selama 23 tahun islam masih berdiri sampai saat ini.
Di Muhammadiyah sendiri ada seorang tokoh yang mungkin tidak bisa di samakan dengan dengan Rasulullah SAW, namun beliau juga merupakan seorang yang sangat peduli dengan keadaan masyarakat disekitarnya ,tokoh tersebut adalah Muhammad Darwis atau lebih di kenal sebagai KH. Ahmad Dahlan, kepedulian KH. Ahmad Dahlan dibuktikan dengan berdirinya PKU Muhammadiyah yang bertujuan sebagai pelayanan kesehatan kaum dhuafa’, mendirikan sekolah bagi anak-anak pribumi dan banyak hal-hal yang sudah diberikan untuk masyarakat maupun negara ini. Dilanjutkan era kepemimpinan KH. AR Fakhrudin yang menjabat sebagai ketua umum PP Muhammadiyah pada 1968, Pak AR (sapaan akrab beliau) merupakan seorang yang paling lama menjadi ketua umum di PP Muhammadiyah lantas tidak mengubah gaya hidup sederhana beliau yang kemana-mana naik motor bututnya, memasuki gang-gang sempit masyarakat jogja (yang sekarang ini dikenal dengan blusukan) dengan tujuan berdakwah. Pak AR bahkan menolak tawaran untuk menjadi menteri saat kepemimpinan Soeharto ,dan lebih melanjutkan dakwahnya.
Beliau-beliau sebagai seorang pemimpin menunjukan bagaimana kerendahan hati seorang pemimpin ,pemimpin yang tidak pernah ingin mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri ,pemimpin yang bisa merangkul dari berbagai kalangan bukan hanya para elite,pemimpin yang bukan hanya bisa menyuruh seperti bos namun bisa memberikan contohnya.Kerinduan ini mungkin ini hanya akan menjadi angan-angan saja ,mungkin juga bisa menjadi motivasi kepada diri ini .
Entahlah…
Dimanakah kau pemimpin yang sedang kurindukan???
Penulis :
IMMawan Boy Yuliana Revandi
( Ketua Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat PK IMM AVERROES FT UMS 2019/2020 )