Memaknai Peran dan Arti Kader dalam Dinamika Organisasi
Oleh Muh. Isnan*
Dalam sebuah organisasi ada yang dinamakan kader.Definisi kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah orang yang akan diharapkan untuk memegang peranan penting dalam pemerintahan,institusi,atau organisasi. Namun dalam kenyatannya kader lebih diidentikkan sebagai sosok yang masuk kedalam organisasi tetapi mereka belum menjadi pengurus dalam organisasi tersebut. Penafsiran tersebut yang mungkin membatasi para pelakunya atau peminat organisasi yang mau terjun kedalam sebuah organisasi dikarenakan masih adanya sekat atau pembatas dalam hal penggolongan tersebut. Sebenarnya masalah-masalah tersebut bukan menjadi hal yang urgent. Menjadi seorang kader bukanlah hanya sebatas menghadiri forum forum, kajian kajian atau kegiatan yang diadakan organisasi yng bersangkutan. Terlepas dari masalah itu kader seharusnya juga bisa disejajarkan dengan Pimpinan. Analogi tersebut misalnya bisa berupa tentang saran maupun masukan supaya kedepannya kader juga bisa berkontribusi positif dalam membangun dan mengembangkan organisasi ke arah kemajuan. Tanpa adanya sekat atau pembatas antara kader dan pimpinan, seharusnya harus ada pendekatan pendekatan dalam hal penanaman kader. Pendekatan pendekatan tersebut bisa berupa pendekatan manusiawi, yaitu pendekatan secara fisik dengan cara memanusiakan kadernya, bahwa kader adalah calon pemimpin yang harus disikapi dan harus dipersiapkan kelak ketika menjadi seorang pemimpin. Pendekatan progam atau tugas adalah calon pemimpin akan lebih terampil bertambah pengalaman dan wawasan ketika seorang pemimpin itu diberi amanah. Penugasan akan melahirkan pengaruh dan kewibawaan dan keduanya itu merupakan rizqi yang diberikan Allah swt. Pendekatan Idealisme yaitu pendekatan yang merupakan upaya memberikan roh,ajaran dan filosofi dibalik penegasan. Proses pendekatan ini akan menjadi lebih penting karena hakikat apa yang ada dalam pelajaran,kegiatan,tata kehidupan di organisasi/perpondokan/bangku kuliah memiliki nilai kehidupan yang tinggi apabila mampu dikaitkan dengan makna ibadah sesungguhnya.Dengan berbagai pendekatan tersebut seharusnya kita juga harus dapat mengaplikasikannya dalam pembentukan kader (Dr.Hj Mardiyah, M.Ag dalam bukunya Kepemimpinan Kyai Dalam Menjaga Budaya Organisasi). Dengan pengaplikasian tersebut maka akan muncul pemimpin pemimpin yang Insya Allah akan berguna bagi organisasi tersebut. Kualifikasi pemimpin yang dapat diutarakan dan memliki sifat sifat sebagai berikut ikhlas, selalu mengambil inisiatif,mampu membuat jaringan kerja dan memanfaatkannya,dapat dipercaya,bekerja keras dan sungguh sungguh,menguasai masalah dan dapat menyelesaikannya,memiliki intergritas tinggi,memiliki nyali yang tinggi dan tidak takut resiko,jujur dan terbuka,siap berkorban dan tegas,cerdas dalam melihat mendengar, mengevaluasi, menilai memutuskan dan menyelesaikannya,mampu berkomunikasi, dan baik dalam bermuamalah.Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan, kebenaran bertindak sesuai dengan keyakinan,kepercayaan,pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi. Dengan berbagai kriteria tersebut sudah sewajarnya akan melahirkan pemimpin pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi.
Menurut R.J House dalam Bukunya A Theory of Charismatics Leadership,Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi,memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya dari efektivitas dan keberhasilan organisasi. Maka tidak diragukan lagi peran serta dalam berorganisasi akan melahirkan pemimpin pemimpin yang mempunyai karakteristik kepemimpinan.Sudah sepantasnya lah kita harus memulai menghapus sekat anatara kader dengan pimpinan supaya dalam hal pengembangan organisasi dapat menciptakan iklim iklim organisasi yang bersih dapat berjalan sesuai rencana dan melahirkan pemimpin pemimpin hebat dan proses proses tersebut Dengan mengubah persepsi tentang paradigma Kader dengan Pimpinan yang masih punya sekat atau batasan batasan seharusnya bisa dimaknai bahwasannya tanpa adanya kader sebuah organisasi tak akan dapat berjalan karena tanpa proses regenerasi dan pergantian pengurus dari yang kader ke pimpinan sebuah organisasi tak akan berjalan lama dan pasti mengalami kevakuman.
Penulis adalah Kader IMM Averroes dan
Mahasiswa Aktif Teknik Mesin Angkatan 2012