SURAKARTA,IMMAVERROES.BLOGSPOT.COM. Gerakan turn back hoax yang akhir-akhir di gaungkan
pemerintah, sejatinya merupakan sebuah upaya menggembosi umat Islam.
Selain itu, gerakan ini sepertinya menjadi bentuk ketakutan pemerintah
kepada para aktivis yang mulai kritis terhadap pemerintah, yang membuat
kebijakan seolah tidak pro terhadap masyarakatnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Muhtadawan Bahri, Redaktur Pelaksana
Majalah Ar Risalah sekaligus Pemimpin Pondok Pesantrean Mahasiswa Al
Ausath dalam diskusi yang bertajuk Sekolah MEDKOM yang diselenggarakan
oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Teknik UMS, Selasa
(17/1/2017).
Selain itu, kata Wawan, panggilan akrab Muhtadawan, pemerintah
sekarang sangat panik akan gerakan yang dilakukan oleh kaum Muslim.
Peristiwa 411 dan 212 merupakan bentuk nyata perjuangan kaum Muslim.
Oleh sebab itu, pemerintah sekarang semakin represif terhadap beberapa
reaksi umat Islam.
“Maka media menjadi sangat penting untuk dikuasi oleh kalangan umat
Islam. Agar stigmatisasi negatif tentang Islam bisa diatasi,”ungkapnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi langkah Persyarikatan
Muhammadiyah, yang masih tetap konsisten dalam membela kaum Muslim.
Muhammadiyah senantiasa berada dalam barisan depan, terhadap para
aktivis yang dikriminalisasi akibat keberanian kritis terhadap
pemerintah. Terakhir Pemuda Muhammadiyah memberikan advokasi terhadap
jurnalis Islam, Ranu Muda.
“Saya sangat apresiasi peran Mas Dahnil Anzar, ketua PP Pemuda
Muhammadiyah yang selalu memberikan pembelaan terhadap kaum
Muslim,”ungkapnya.
Di akhir penyampaian, Wawan yang juga alumni Ikatan Remaja
Muhammadiyah ini, menyampaikan tentang pentingnya umat Islam memiliki
media sendiri. Pasalnya, media memilki nilai strategis dalam merubah
pemikiran. “Kita harus menjadi produsen media untuk selalu menampilkan
wajah Islam yang rahamatan lil ‘alamin,” ujarnya.
–Mohammad Isnan–(Sumber : menara62.com)