By: Firda Nurjanah 
Kader IMM Averroes Angkatan 2016
( Mahasiswa Teknik Arsitektur 2016)


Sekeras-kerasnya wanita, pasti didalam hatinya terdapat sosok yang lemah lembut dan penyayang. Wanita diibaratkan sebagai tulang rusuk. Disaat ia bengkok, luruskanlah dengan perlahan. Jika engkau meluruskannya dengan cara paksaan dan kekerasan, maka tulang rusuk tersebut akan patah.
Wanita bukanlah tempat untuk meluapkan emosi. Tapi, wanita adalah tempat dimana meluapkan kasih sayang. Tanpa wanita, kau tak akan hadir di dunia ini. Bahkan, sekeras-kerasnya Umar bin Khatab, beliau tidak pernah menyakiti dan berlaku kasar kepada istrinya. Disaat istrinya berkeluh kesah, Umar hanya diam dan tersenyum. Beliau mengatakan bahwa betapa susah dan lelahnya wanita, yakni dimana ia mengurusi rumah tangganya dan mendidik keturunannya untuk menjadi kader yang lebih baik. Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah, karena kunci kebangkitan sebuah negri akan bergantung kepada kepribadian sosok pemuda yang bergantung dari cara didikan ibunya. Wanita bisa merubah dari padang pasir menjadi kebun yang indah. Kasih sayang dan perhatiannya  tak akan pernah ternilai serta tergantikan oleh perhiasan,dan materi. Tak layak jika ia harus menanggung lagi beban kekerasan, dan tak pantas jika ia harus menerima sebuah tamparan serta tak sewajarnya jika wanita mengeluarkan air mata akibat cacian.
Nabi juga manusia yang bisa marah kapan saja dan kepada siapa saja namun Rasulullah tidak marah dengan cara membabi buta, pada suatu saat Nabi Rasulullah SAW pernah marah kepada Aisyah istrinya sehingga beliau berkata : Akfiinii ‘ainak! (tutuplah matamu!). Maka Aisyahpun menutup matanya. Bila anda seorang istri diminta suami untuk tutup mata sedangkan suami marah, pasti anda memikirkan hal-hal yang negatif seperti anda membayangkan akan dipukul, ditendang atau ditampar. Namun apa yang dilakukan oleh Rasulullah?
Lalu Siti Aisyah menutup matanya. Setelah mata Aisyiah ditutup Rasulullah lalu berkata : Taqarrabii (mendekatlah kepadaku). Tatkala Aisyah mendekat, maka Rasulullah SAW memeluk Aisyah sambil berkata : Khumairahku, (marahku telah pergi setelah aku memelukmu.)Begitu mudah Rasulullah memaafkan isterinya, begitu mulia ia memperlakukan isterinya. Perilaku inilah yang orang sekarang menyebutnya romantis. Perilaku tersebut menunjukkan akhlaqul karimah (perilaku yang mulia) Rasulullah.
Didalam islam tidak mengajarkan kekerasan apalagi kepada wanita. Bagaimana tidak, karena notabene seseorang lahir dari rahim perempuan. Tak sepantasnya jika perempuan dihina, dicaci, dan mendapat perlakuan kasar. Tanggungan yang amat berat ditanggung oleh kaum perempuan.  Apakah pantas jika mereka menerima tanggungan berupa kekerasan? 
Tak selayaknya hal tersebut terjadi.

#Kelembutan_Adalah_Kekuatan