SURAKARTA – Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) Pimpinan Komisariat IMM Averroes Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan kegiatan Book Party dengan tema “Interactive Storytelling” di Depan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Selasa, (25/02).
Kegiatan ini dihadiri oleh
kader, Pimpinan Komisariat IMM Averroes dan beberapa pimpinan dari komisariat
lain seperti dari IMM Al-Ghozali, IMM Hatta dan IMM Adam Malik. Kegiatan ini berlangsung
pada pukul 16.30 hingga 18.00 WIB yang bertujuan untuk mendorong minat baca
mahasiswa terkhusus pada kader maupun pimpinan dan untuk menyebarkan budaya
literasi yang lebih luas di lingkungan komisariat. Kegiatan ini menghadirkan pemantik,
yakni : Immawan Aulia Garnesia Alfarizi selaku Sekretaris Umum PK IMM Averroes.
Nauval, Ketua Bidang
Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) PK IMM Averroes menyatakan Book Party ini
sebagai kegiatan yang merubah cara kita memandang literasi, membawa bersama
elemen-elemen yang ada di komisariat secara mendalam dan pengembangan minat
literasi. Saya merasa bangga dengan antusiasme peserta yang hadir, dimana
setiap peserta membawa buku favorit mereka untuk dibaca selama 30 menit, dengan
suasana yang kondusif dan tercipta sesi diskusi yang hangat dari tiap
partisipan. Acara Book Party
ini alhamdulillah mendapatkan respon yang baik dari Pimpinan Cabang IMM
Kota Surakarta dan juga teman-teman komisariat lain. Dengan adanya Book
Party, kami harap budaya dan sadar
literasi di komisariat akan tumbuh kembali serta tidak hanya menjadi ajang
membaca, tetapi juga ruang untuk berbagi ilmu, memperkuat ukhuwah, dan
menumbuhkan budaya literasi di lingkungan komisariat maupun dilingkup Fakultas
Teknik. Terima kasih kepada seluruh elemen yang berkontribusi dan partisipan
yang telah mendukung terlaksananya acara ini. Semoga semangat literasi terus
tumbuh di lingkungan IMM Fakultas Teknik UMS.
Aufi, salah satu kader yang mengikuti kegiatan Book Party mengungkapkan
mengenai suasana Book Party yaitu diskusi dimulai dengan seorang wanita
yang membalik halaman bukunya dan berkata, "Tokoh utama dalam cerita ini
mengingatkanku, pada seseorang yang aku kenal. Dia mengalami hal yang sama,
merasa terjebak dalam ekspektasi orang lain.", yang lain mengangguk, lalu
menambahkan, "Aku juga merasakannya." Buku itu seperti cermin,
"memperlihatkan bagian dari hidup yang sering kali kita abaikan",
beberapa menyampaikan pendapat. Ada yang membahas bagaimana kisah dalam buku
itu membuka mata mereka terhadap realitas yang belum pernah mereka sadari. Ada
juga yang merasa tertampar karena menemukan refleksi diri mereka dalam karakter
yang awalnya tidak mereka sukai. Di tengah diskusi, sesekali tawa pecah ketika
seseorang membandingkan pengalaman pribadi dengan cerita dalam buku. Ada juga
momen hening, saat semua orang merenung, menyadari bahwa cerita fiksi ternyata
tidak sekadar hiburan, melainkan cerminan kehidupan yang nyata.
Sebagai penutup, pemantik memberikan closing statement bahwa menjadi
mahasiswa khususnya kader IMM yang memiliki salah satu dasar yaitu intelektual
harus selalu kritis melalui buku-buku yang ada disekitar kita. Teruslah
bertanya "kenapa? " karena meragukan adalah salah satu bentuk
kebijaksanaan.