Oleh : IMMawan Rudy
Kader IMM Averroes
Kappa itu mirip anak manusia umur 10 tahun dan memiliki
berat 10 kg – 15 kg. Biasanya mereka tidak memakai busana ( telanjang ). Mereka
berambut pendek dan mempunyai cekungan yang ada dikepalanya yang berisi sedikit
air, semakin tua usia mereka maka cekungan yang ada dikepalanya akan semakin
keras. Mereka suka bergulat dan menantang setiap kappa laki – laki atau
perempuan yang dijumpai untuk menguji kemampuanya. Mereka memiliki beberapa
keunikan seperti bisa merubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungan sekitar (
mimikri ). Dapat menyembunyikan tangannya kedalam dadanya dan dapat menjulurkan
tangannya hingga dua kali lebih panjang. Mereka memiliki kantong yang melekat
pada tubuhnya seperti kanguru dan meskipun mereka tidak menggunakan pakaian
tetapi mereka dapat hidup di lingkungan yang memiliki suhu rendah kira – kira
10ᵒC.
Bagian 1
Kegilaan Ibunya dan Proses
Kelahiran Anak
Tentang kegilaan ibunya, Ryunosuke mengemas ide yang
dituangkan dalam novel kappa ini semata-mata karena keadaan diri Ryunonosuke
yang di ambil hak asuhnya oleh bibinya karena ketidakmampuan ibunya mengurusnya
disebabkan karena depresi yang melandanya. Fenomena ini dibuktikan dengan
kenyataan bahwa ibunya pernah menggambar tentang anak-anaknya, tetapi
ironisnya, kepala anak-anaknya diganti dengan serigala. Keadaan ini memberikan
tekanan kepada Ryunosuke.
Dalam novel itu diperlihatkan bahwa telah terpasang spanduk
di jalan-jalan yang bertuliskan “ ikut sertalah dalam korps sukarelawan untuk
keturunan. Kalau anda kappa yang sehat, kawinlah dengan kappa yang kurang sehat
untu melenyapkan kejahata – kejahatan keturunan.
Yang unik dalam dunia kappa adalah adanya pembatasan
kelahiran. Ketika ada kappa betina yang hendak melahirkan, maka kappa jantan
mendekatkan mulutnya pada perut sang istri dan bertanya kepada calon bayi “
apakah kau ingin dilahirkan didunia ini? ” (16)
Bagian 2
Hubungan laki – laki dan
perempuan
Dalam kehidupan kappa hubungan antara laki – laki dengan
perempuan tidak jauh beda dengan kehidupan manusia. Di dalam kehidupan kappa
mereka juga melakukan percintaan seperti halnya manusia. Yang membedakan
hubungan antara laki – laki dengan perempuan dikehidupan kappa dengan kehidupan
manusia adalah kappa betina lebih agresif untuk mendapatkan kappa jantan,
bahkan kappa betina menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kappa jantan
yang diinginkan tersebut. Maka banyak kappa jantan yang ketakutan karena
dikejar kappa betina. Disisi lain kappa betina juga memiliki gairah seksual
yang lebih tinggi dibanding dengan kappa jantan. Bagian 3
Sensor seni dan bunuh diri
Dalam cerita ini terdapat tokoh yang bernama Tock ia adalah
salah satu penyair yang mengagungkan supremasi seni (seni untuk seni). Menurutnya, seni tidak seharusnya dikendalikan oleh sesuatu atau
siapa pun. Seni hanyalah untuk seni, karena itu perhatian utama dari seniman
haruslah membuat dirinya sebagai superkappa melebihi semua gagasan tentang baik
dan buruk.” (28)
Albert Camus pernah berkata
“bahwasanya Seni adalah pemberontakan dan setiap pemberontakan adalah kreatif”.
Seni dan pemberontakan akan menjadi sepasang gagasan yang tak akan pernah bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pemberontakan di sini bukanlah
melulu pada tindakan-tindakan yang berbau anarkis. Pemberontakan bisa juga
diartikan sebagai ketidak puasan seseorang terhadap realitas yang ada atau
ketidak puasan terhadap dirinya sendiri sehingga seseorang ingin memberontak
dan mendapatkan sesuatu yang baru untuk mendapatkan kepuasannya. Salah satu
medianya adalah seni.
Dari apa yang ditulis Ryunosuke
Akutagawa dalam Kappa tidak hanya mengkritik tentang keberadaan seni yang masih
belum bisa mencapai kebebasan yang seharusnya ada dan tidak begitu saja dicabut
dalam pikiran setiap seniman, namun Ryunosuke juga mencermati/mengkritik
tentang fenomena bunuh diri pada masayarakat Jepang pada umumnya dan seorang
seniman pada khususnya. (56)
Bagian 4
Agama
Sama halnya dengan kehiduapan manusia, dunia kappa juga
mengenal adanya agama. Mereka ada yang menganut kristen, budha, islam,
persiesme dan agama – agama lain. Tetapi yang paling penting adalah modernisme
dan pemujaan hidup. Kaum modernis memuja terhadap pohin kehidupan. Pohon
tersebut memiliki dua jenis buah, yang pertama berwarna keemasan yang berarti
buah kebaikan dan yang kedua berwarna hijau yang berarti buah kejahatan.