Literasi: Apakah sekedar membaca?

              Literasi: apakah sekedar membaca? Sekilas jika kita membaca judulnya yang profokatif tersebut mungkin kita akan langsung menjawab dengan kata “tidak”. Meskipun begitu, belum tentu masing-masing kita paham apa itu literasi yang sebenarnya. Menurut KBBI kemampuan literasi ialah kemampuan terkait membaca dan menulis. Ada juga yang berendapat bahwa kemampuan literasi jauh lebih luas daripada sekedar membaca dan menulis. Kemampuan literasi ialah kemampuan dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang mendasar yang perlu kita ketahui merupakan literasi. 

Berbicara tentang literasi tentu akan menjadi sangat relevan jika kaitkan dengan dunia kemahasiswaan, terlebih sebagai anggota organisasi pergerakan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Memang sudah menjadi tradisi dalam organisasi pergerakan bahwa kemampuan akan literasi pasti akan selalu diasah disana. Dalam melakukan pergerakan kita harus memiliki kepekaan serta analisis keadaan yang cukup. Kalau tidak pergerakan yang akan kita lakukan menjadi tidak berpengaruh atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Perlu kemampuan literasi yang mumpuni untuk melakukan pergerakan, termasuk kepekaan, serta kemampuan menganalisis.

Masalahnya jikalau kita menggaungkan kata “literasi” yang seringkali terbesit dalam benak mahasiswa hanyalah membaca. Maka tidak heran lambang umum dari ke-literasi-an ialah buku. Dan hanya buku. Padahal seperti yang kita tahu literasi mempunyai makna lebih dari itu. Dan mirisnya di kehidupan kampus kita jarang dilatih untuk menerapkan dan mengasah skil keliterasian tersebut. Sehari-hari di perkuliahan hanyalah datang, mendengarkan dosen, lalu pulang. “Greget” literasi hanya diukur dari berapa catatan yang ditulis dan berapa slide materi yang sudah kita lihat. Kita lupa bahwa kita juga perlu menganalisis serta mengorelasikan materi tersebut dengan fenomena terkini, juga mengutarakan pendapat kita terkait materi tersebut. Itulah inti dari literasi.

IMM sebagai wadah dengan memiliki budaya literasi yang kuat kini seyogyanya tidak berpikir hanya memperkuat keliterasian para internal anggotanya saja melainkan juga harus berperan aktif dalam memajukan budaya literasi di kampus. Untuk saat ini program-program untuk mewujudkannya sudah ada, tapi untuk pesertanya biasanya masih didominasi oleh internal anggota IMM saja. Mungkin juga masih menjadi PR bagi para anggota IMM sekarang dan para penerus IMM di tahun selanjutnya untuk bisa membantu membumikan budaya literasi yang dimiliki IMM di lingkungan kampus supaya kampus benar-benar menjadi tempat berbudaya literatur yang tinggi.

Terima kasih.

(Sumber Gambar: Pinterest)

 

Oleh: Raden Muhammad Imadudin, Kader IMM PK Averroes FT UMS.